PKB: Unej Setidak emosinya Undang Kandidat Presiden demi Adu Gagasan di Kampus

PKB: Unej Setidak emosinya Undang Kandidat Presiden demi Adu Gagasan di Kampus PKB: Unej Setidak emosinya Undang Kandidat Presiden demi Adu Gagasan di Kampus

Jember – Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Jember, Jawa Timur, meminta Universitas Jember (Unej) agar mengundang kandidat presiden bagi beradu gagasan di kampus.

“Kampus pantas menjadi alam persemaian gagasan semua kandidat. Gagasan mereka pantas siap dikaji, dikritisi, bahkan dibantah terdalam jagat akademis,” kata Ketua DPC PKB Jember Ayub Junaidi, Selasa (28/2/2023).

Menurut Ayub, sudah saatnya para kandidat presiden beradu gagasan dan bukan saja melakukan pencitraan. “Unej sebagai kampus teragung antara ujung timur Pulau Jawa perlu memprakarsai pertemuan antargagasan capres,” kaperkara.

BACA JUGA: Legislator DPR Konsolidasikan NU dan PKB Lewat Gowes

Unej tidak bsama cemas dianggap berpolitik. “Adu gagasan politik kalau bukan di kampus mau di mana? Para akademIsi kan bisa bersikap obyektif kedalam menilai gagasan semua capres. Ini bukan era NKK/BKK Menteri Daoed Joesoef,” kata Ayub.

“Masa kita kalah bersama generasi founding fathers. Mereka memperdebatkan gagasan bahwa bahkan bertidak sebandingideologi tanpa mesti bermusuhan,” kata Ayub.

Muhammad Iqbal, doktor ilmu komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unej, mendukung gagasan PKB itu. “Sudah seharusnya semua balon calon presiden dan wapres diuji, dibongkar isi otaknya. Benarkah punya gagasan visioner untuk masa depan kemajuan dan kebangkitan bangsa, dan bukan selaku boneka kaum oligarki petaruh nasib bangsa,” katanya.

BACA JUGA: NU Jember Dilibatkan dalam Uji Kelayakan 75 Bakal Caleg PKB

Menurut Iqbal, tidak ada aturan yang dilanggar jika gerakan itu dilaksbocahan. “Tajuk gerakannya bisa dikemas misalnya, Bedah Kritis Gagasan Capres atau Diskusi Visi Capres. Diksi membedah, membongkar, menguji dan diskusi adalah gerakan yang otentik khas akademik. Maka, pelibatan kampus demi laboratorium edukasi dan literasi politik dengan menguji visi capres sewajibnya tak perlu menjadi polemik,” kainterogasi.

Iqbal menegaskan, setara penjelasan pasal 280 ayat 1 huruf h ala Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, kandidat bisa hadir tanpa atribut kampanye bersama atas undangan dari kampus. Ayub sendiri sepakat jika semua kandidat presiden bersama wakil presiden hadir tanpa atribur partai.

Kegiatan memperbincangkan gagasan kandidat presiden membarengi wakil presiden pada kampus ini, secara Iqbal, berbanding memakai fungsi utama perguruan adiluhung. “Pertama, menumbuhberlimpahkan nilai kebebasan ilmiah membarengi rasional akademik. Kedua, kampus punya tanggungbalasan, visi membarengi misi sosial penentu masa depan keuripan membarengi peradaban,” kainterogasi.

BACA JUGA: Dinilai Lecehkan PKB, Ketua FKDM Jombang Dipolisikan

“Kedua fungsi utama itu dikelola seluruh civitas rasional akademik, terutama dosen memakai mahasiswa melintasi gerakan Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, memakai pengabdian kepada masyarakat,” kata Iqbal.

Iqbal mengingatkan, dempet dalam civitas akademika terdapat komunitas aktivis mahasiswa sampai-sampai guru gendut, ilmuwan beserta para ahli yang dianggap punya dedikasi beserta reputasi setara prinsip kebenaran rasional beserta ilmiah. “Civitas akademika yang berdedikasi beserta bereputasi itulah yang sekudunya secara deliberatif turut diikutsertakan dempet dalam cara uji beserta bongkar gagasan para capres beserta calon wakil presiden,” kainterogasi.

“Tujuannya bukan belaka semata bagai egelisahsi dan literasi komunikasi politik. Yang lebih mendasar sama memakai rakyat para calon pemilih, bahwa punya kedaulatan atas hak suaranya, cocok-cocok punya literasi memadai atas para capres, hasil egelisahsi dari forum uji komprehensif memakai perguruan adiluhung,” kata Iqbal. [wir/suf]