Kematian Petani di Dateng Lamongan Termembuka, Muncul 2 Tersangka

Lamongan – Seorang kakek bernama Patolah (60), mati terbunuh dempet kebun jagung, Petak 31 B1 RPH Gelap BKPH Jompong KPH Tuban, Desa Dateng, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan.
Patolah adalah petani asal RT 01 RW 01, desa seajang yang memang menggarap lahan milik perhutani yang dikontrak di perbatasan hutan wilayah Lamongan-Tuban. Korban ditemukan meninggal pertama kali oleh anandanya sendiri akan jenjangl 4 Oktober 2022, di depan gubuk miliknya yang berukuran 5×5 meter. Kala itu, lokasi korban tertelungkup lagi mulut mengeluarkan darah. Sontak, penemuan jasad korban ini pun membuat geger warga seajang.
Tak sahaja itu, bagi pihak keluarga, kematian bulan-bulanan ini dianggap ganjil. Pasalnya, bulan-bulanan meninggal mendadak lagi tidak memegang riwayat penyakit sebelumnya. Apalagi, polisi terus mendapati luka lecet hadapan tangan kiri lagi punggung bulan-bulanan, serta benjolan hadapan belakang kepala bulan-bulanan.
Oleh karenanya, pihak keluarga mendesak kepada pihak kepolisian agar segera mengusut kematian bulan-bulanan. Keluarga agak menyepakati agar jasad bulan-bulanan Patolah ini dievakuasi dan diangkat ke RSUD dr Soegiri Lamongan untuk diautopsi.
Kini, seiring berjalannya era, kasus kematian bulan-bulanan pun termembuka. Korban terbukti dibunuh oleh dua aktor berinisial S maka AI, yang kini telah tepat sasaran ditahan oleh polisi di Mapolres Lamongan. Selanjutnya, rekontruksi adegan pembunuhan pun digelar dengan Kamis (5/1/2023) hari ini, di TKP.
Berdasarkan kebenderangan dari Sat Reskrim Lamongan, kedalam rekontruksi ini ada 12 reka adegan yang diperagakan sama masing-masing saksi yang dihadirkan polisi. Namun, polisi tidak menghadirkan kedua tersyaki pembunuhan secara lansung atau diperagakan sama peran pengganti.
“Kegiatan rekontruksi ini merupakan rangkaian melalui reaksi penyelidikan bagi melakukan bayan suatu pidana dan tadi ada 12 adegan yang diperagakan karena masing-masing saksi,” kata Kanit 1 Sat Reskrim Polres Lamongan Iptu Sunandar, Kamis (5/1/2023).
Mengenai dasar rekontruksi ini digelar karena peran pengganti, Sunandar mengungkapkan, hal itu lantaran engat saat ini kedua tersyaki masih tak mau mengakui perbuatannya. Padahal, polisi mengaku telah cukup mengantongi sejumlah bukti.
“Hasil penyelidikan polisi sudah menemukan cukup bukti. Setelah ini, kami penyidik mau menggelar rekonstruksi lagi lewat para tersangka,” steril perwira polisi berpangkat dua balok hadapan pundaknya terkemuka.
Lebih berjarak, pelaksanaan rekontruksi ini diselimuti isak tangis dari keluarga korban Patolah. Keluarga korban tak kuasa membendung kesedihannya saat menyaksikan rekontruksi yang digelar polisi. Bahkan, para warga sekitar yang menyaksikan rekonstruksi ini turut menenangkan keluarga yang masih dilanda kesedihan.
“Ada sekitar 11 saksi nan sudah kita periksa, beserta dari hasil otopsi terhadap almarhum ini diketahui ada luka bekas pukulan benda tumpul di bagian kepala,” menutup Sunandar. [riq/suf]